Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sistem Operasi

Contoh Algoritma FIFO

Gambarkan pergantian halaman bagi kebutuhan page-page sbb : 1,4,3,2,1,7,6,7,0,4 pada 3 frame yang tersedia pada memory utama dengan algoritma Page Replecement FIFO! Jawab:

Algoritma Page Replecement

Algoritma Page Replecement atau yang disebut dengan algoritma pergantian page diartikan sebagai algoritma yang berfungsi untuk mencegah alokasi yang berlebihan dari memory, dengan cara memodifikasi layanan rutin page-fault melalui page. Algoritma Page Replecement ini menggunakan modify bit untuk mengurangi overhead transfer page, dimana modifikasi dilakukan hanya pada page yang di tulis di disk. Algoritma Page Replecement melengkapi pemisahan antara memory logik dan fisik, dimana virtual memory yang besar dapat memenuhi kebutuhan memory fisik yang kecil atau yang disebut dengan sumberdaya yang terbatas. Algoritma Page Replecement terbagi ke dalam beberapa jenis Algoritma seperti:

Contoh Soal Safe/Unsafe State untuk menghindari Deadlock

Diketahui terdapat 2 proses yaitu P1 dan P2. Ada 2 tipe Resource A dan B masing-masing sejumlah 5 dan 3. Selanjutnya diketahui sumber daya yang telah dialokasikan dan kebutuhan maksimum masing-masing proses : Hitunglah sisa kebutuhan untuk masing-masing proses, selanjutnya jadwalkan penggunaan sumber daya yang ada agar terhindar dari kondisi deadlock!

Safe/Unsafe State untuk menghindari Deadlock

Menentukan aman atau tidak amannya alokasi proses ditentukan untuk menghindari terjadinya deadlock. Safe state diartikan dengan banyaknya sumberdaya yang sudah dialokasikan terhadap masing-masing proses. Sedangkan Unsafe state diartikan sebagai banyaknya sumberdaya yang belum dialokasikan kepada masing-masing proses, sehingga masih ada sumberdaya yang digunakan oleh beberapa proses. Contohnya yaitu: Terdapat sumberdaya atau R=10 Tentukan pengalokasian agar tidak terjadi deadlock! dengan sisa Resource yang ada yaitu 10-6=4

Contoh Multi Programing dengan Partisi Dinamis

Pada postingan sebelumnya tentang multiprograming dengan partisi dinamis telah di berikan satu contoh, nah.. untuk memahami materi ini saya akan berikan contoh lain tentang materi yang sama. Dimana di sini masih menggunakan soal yang sama dengan yang sebelumnya, hanya saja ukuran memory yang digunakan lebih besar. Untuk itu kita langsung saja ke contoh soalnya. Diketahui beberapa proses yang masuk pada job queue sbb: Gambarkan pengalokasian memory menggunakan alokasi dinamis pada memory berukuran 5120 KB, dan sistem operasi yang menggunakan memory sebesar 500 KB!

Multi Programing dengan Partisi Dinamis

Pada Multi Programing dengan partisi dinamis, proses akan dialokasikan sesuai dengan besarnya memory yang dibutuhkan. Partisi dibuat setelah proses masuk. Untuk memahami daripada pengalokasian memory dengan partisi dinamis berikut saya berikan contoh pengalokasiannya : Diketahui beberapa proses yang masuk pada job queue sbb: Gambarkan pengalokasian memory menggunakan alokasi dinamis pada memory berukuran 2560 KB, dan sistem operasi yang menggunakan memory sebesar 500 KB!

Struktur Directory dan Perkembangannya

Directory merupakan organisasi logika dari penempatan file, Struktur perkembangan directory dapat dijabarkan seperti berikut: Yang pertama yaitu Struktur 1 Tingkat dimana semua file disimpan pada satu direktori saja. Disini ada satu direktori dan beberapa file di dalam direktorinya. Untuk lebih jelasnya berikut penggambaran daripada Struktur 1 Tingkat: Struktur 1 Tingkat Sejalan dengan perkembangan kapasitas dan banyaknya file, maka directori ini dianggap kurang efektif. kemudian dikembangkanlah menjadi struktur 2 tingkat. Struktur 2 Tingkat pertama kali

Alokasi File Pada Hardisk oleh Sistem Operasi

Alokasi file oleh sistem operasi ada tiga generasi perkembangannya. Ketiga perkembangan tersebut yaitu Alokasi secara berdampingan, Alokasi Berangkai, dan Alokasi dengan Indeks. Penjelasannya yaitu sebagai berikut: Alokasi Secara berdampingan diartikan dengan penempatan file di media penyimpanan yang disimpan secara berurutan dimana harus tersedia alokasi ruang kosong yang mampu menampung keseluruhan data secara berurutan. Kelemahan dari alokasi ini adalah jika terdapat beberapa data yang berukuran kecil dihapus. Maka akan ada beberapa ruang kosong yang tersebar di dalam memory. Dan apabila ada data yang berukuran lumayan besar disimpan, maka sistem operasi akan menyatakan bahwa memory penuh, dan tidak dapat diisikan. Padahal kenyataannya jika dilihat dari propertis memorynya, memory masih mampu menampung data tersebut. Jadi kesimpulannya alokasi secara berdampingan ini tidak efektif tempat. Kemudian dengan adanya hal tersebut dikembangkanlah alokasi berangkai.

File Sistem Penyimpanan di Memori Oleh Sistem Operasi

File oleh Sistem operasi diartikan sebagai sesuatu yang harus disimpan secara permanen dan sesuatu yang bisa diakses kembali. Dalam file sistem ada dua hal yang terlibat di dalamnya, kedua hal tersebut meliputi : Sistem Ditectory atau yang bisa disebut dengan sistem folder. Sistem Pengolahan File atau sistem yang menangani file. Pada bagian ini saya akan membahas tentang bagaimana cara sebuah sistem operasi untuk tahu tempat-tempat yang sudah terisi oleh file dan juga mengetahui tempat-tempat yang masih kosong. Untuk mencatat tempat kosong dapat dilakukan dengan beberapa metode yang meliputi Bit Vektor, Linked List, Grouping dan Counting. Saya akan jelaskan masing masing metode berikut. Yang pertama yaitu Bit Vektor yang merupakan suatu metode pencarian tempat kosong di memory dimana ruang memory yang masih kosong akan diisikan dengan angka 0 , sedangkan yang sudah terisi akan diberikan angka 1. Karena masalah efisiensi waktu, dimana membutuhkan waktu lama untuk mencari bloc

Penjadwalan Proses

Konsep dasar dibuatnya penjadwalan proses ini yaitu untuk menanggulangi kecepatan prosesor yang tinggi dan prinsip multiprogramming. Kecepatan prosesor yang terlalu cepat harus diimbangi dengan berapa proses yang mampu di kerjakan oleh prosesor tersebut. Dapat saya katakan seperti ini, jika prosesor mempunyai kecepatan yang tinggi tetapi proses yang dapat di kerjakan sedikit maka efektifitas dari prosesor tersebut tidak dapat tercapai atau maksimalitas pemakaian prosesor tidak terwujud. Maka dengan hal tersebut dibutuhkan sebuah penjadwalan proses untuk mengatasi masalah tersebut.  CPU Scheduler CPU Scheduler ini bertugas untuk memberikan ruang untuk proses-proses yang akan di eksekusi yang dialokasikan di memory utama. Dalam CPU Scheduler ada tiga bentuk yaitu:  Long-term Scheduler (Job Scheduler) adalah penjadwalan proses-proses yang di butuhkan oleh pemakai dengan mengalokasikan tempat di memory. Proses-proses ini awalnya di ambil dari hardisk.  Short-term Scheduler (CPU

Average waiting time daripada kriteria penjadwalan FCFS

Postingan saya kali ini mengenai bagaimana cara menghitung average waiting time daripada kriteria penjadwalan FCFS yang saya dapatkan di sekolah. Untuk lebih jelasnya saya berikan contoh kasus dan penyelesaiannya.  Dari tabel di atas, tentukan average waiting time dengan menggunakan prinsip FCFS! Saya jelaskan sedikit disini, Arrival Times adalah waktu ketika proses berada di memori utama, sebelum proses tersebut mulai dikerjakan oleh CPU. Burst Times adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan keseluruhan proses.

Average waiting time dari algoritma penjadwalan proses dengan SRTF

Melanjutkan postingan sebelumnya mengenai cara mencari Average waiting time dari algoritma penjadwalan proses. Pada postinga kali ini saya membahas tentang bagaimana cara untuk mencari Average waiting time dari algoritma penjadwalan proses dengan SRTF. Membahas sedikit tentang SRTF dimana SRTF ini adalah algoritma penjadwalan proses yang mencari waktu terpendek daripada sebuah proses yang memungkinkan proses yang satu dengan yang lainnya mengalami penyelaan. Untuk lebih jelasnya saya akan langsung membahas contoh soal. Berikut soal yang akan saya bahas pada postingan ini: Hitunglah Average Waiting Time dengan algoritma penjadwalan SRTF dari tabel di atas!

Menghitung Average Waiting Time dalam Algoritma Penjadwalan Shortest Remaining Time First (SRTF)

Melanjutkan postingan sebelumnya mengenai cara mencari Average waiting time dari algoritma penjadwalan proses. Pada postinga kali ini saya membahas tentang bagaimana cara untuk mencari Average waiting time dari algoritma penjadwalan proses dengan SRTF. Membahas sedikit tentang SRTF dimana SRTF ini adalah algoritma penjadwalan proses yang mencari waktu terpendek daripada sebuah proses yang memungkinkan proses yang satu dengan yang lainnya mengalami penyelaan. Untuk lebih jelasnya saya akan langsung membahas contoh soal. Berikut soal yang akan saya bahas pada postingan ini: Hitunglah Average Waiting Time dengan algoritma penjadwalan SRTF dari tabel di atas!

Menghitung Average Waiting Time dalam Algoritma Penjadwalan Proses First Come First Served (FCFS)

Postingan saya kali ini mengenai bagaimana cara menghitung average waiting time daripada kriteria penjadwalan FCFS yang saya dapatkan di sekolah. Untuk lebih jelasnya saya berikan contoh kasus dan penyelesaiannya.  Dari tabel di atas, tentukan average waiting time dengan menggunakan prinsip FCFS! Saya jelaskan sedikit disini, Arrival Times adalah waktu ketika proses berada di memori utama, sebelum proses tersebut mulai dikerjakan oleh CPU. Burst Times adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan keseluruhan proses. Nah.. setelah mengetahui apa maksud daripada tabel di atas, barulah kita mulai mengerjakan soalnya.  Hal pertama yang harus dilakukan yaitu menggambarkan kronologi eksekusi proses di atas dengan Gantt Chart. Berikut gambarnya:  Penjelasan: Mengenai penjelasan dari Gantt Chart di atas akan saya bahas satu per satu di bagian ini. Ketika CPU tidak mengerjakan sesuatu atau dalam posisi 0 datang sebuah proses yang dinamakan P1

Menghitung Average Waiting Time dalam Algoritma Penjadwalan Priority dengan metode Non Preemtive

Postingan kali ini akan membahas tentang algoritma penjadwalan secara Priority atau sesuai dengan prioritas daripada prosesnya. Algoritma penjadwalan proses secara priority dapat dibagi menjadi dua, yaitu dengan Non preemtive dan Preemtive. Nah.. pada postingan ini saya akan membahas algoritma Priority secara Non Preemtive. Algoritma Priority secara Non Preemtive adalah algoritma dimana proses yang memiliki prioritas lebih tinggi akan di proses lebih awal, namun karena non  preemtive maka proses yang sudah di jalankan oleh CPU akan diselesaikan terlebih dahulu sebelum CPU mengambil proses yang selanjutnya. Dalam algoritma Priority secara Non Preemtive prioritas tertinggi adalah 1 (satu). Berikut contohnya:      Hitung AWT dengan A lgoritma Penjadwalan Priority secara Non Preemtive !   Penyelesaian:

Menghitung Average Waiting Time dalam Algoritma Penjadwalan Priority dengan metode Preemtive

Menghitung Average Waiting Time dalam Algoritma Penjadwalan Priority dengan metode Preemtive agak sedikit berbeda dengan yang Non Preemtive. Bedanya di sini yaitu dalam prosesnya CPU mengizinkan untuk melakukan penyelaan. Berikut soalnya: Hitung AWT dengan Penjadwalan Priority metode Preemtive !

Menghitung Average Waiting Time dalam Algoritma Penjadwalan Round Robin

Dalam algoritma penjadwalan proses Round Robin, proses akan diberikan porsi waktu pengerjaan yang sama dari tiap-tiap prosesnya. Algoritma Round Robin ini disebut dengan algoritma yang adil. Untuk memahami dari cara kerja algoritma penjadwalan Round Robin ini,mari kita kerjakan soal berikut : Hitunglah Average Waiting Times proses di atas dengan menggunakan algoritma penjadwalan Round Robin dengan QT = 5ms! Penyelesaian: Seperti halnya algoritma penjadwalan sebelumnya, langkah pertama untuk mencari AWT dengan Algoritma penjadwalan Round Robin dilakukan dengan membuat Gantt Chart prosesnya. Berikut gambarnya:   Dari Gantt Chart di atas terlihat bahwa setiap proses dikerjakan menurut waktu yaitu setiap proses di proses sebesar 5. Awalnya P1 akan di kerjakan sebanyak 5 langkah, kemudian, P2 sebanyak 5 langkah, dan begitupun selanjutnya hingga P5. Proses yang sudah di proses menurut porsi waktu yang diberikan akan kembali menunggu dan berada paling belakang dari ant

Menghitung Average Waiting Time dalam Algoritma Penjadwalan Shortest Job First (SJF)

Pada postingan sebelumnya saya sudah membahas tentang bagaimana cara menghitung Average Waiting Time dalam algorima penjadwalan First Come First Served (FCFS), pada postingan kali ini saya masih membahas tentang cara mencari Average waiting time dari sebuah algoritma penjadwalan namun kali ini mencarinya dengan cara Shortest Job First (SJF).  SJF adalah salah satu bentuk algoritma penjadwalan yang dipengaruhi oleh waktu tunggu dari sebuah proses. Apabila suatu proses memiliki waktu tunggu paling sedikit dalam pemrosesannya maka proses tersebut yang akan di kerjakan terlebih dahulu. Pada SJF tidak ada penyelaan karena SJF ini bersifat Non Preemtive. Sudah paham tentang bagaimana cara kerja SJF? Kalau belum, baca kembali pengertian di atas agar anda lebih paham. Mempersingkat waktu, saya akan lanjutkan tentang pembahasan soal tentang mencari average waiting time dengan SJF. Soalnya masih sama dengan postingan sebelumnya dengan table yang sama. Dari table di atas tentuk

Pengertian Dan Penyebab Dead Lock

Pada dasarnya Dead Lock terjadi karena adanya dua proses atau lebih yang saling menunggu suatu proses atau kejadian dan kedua proses tersebut sama-sama tidak dapat melanjutkan eksekusinya. Dimana sebenarnya proses atau kejadian yang di tunggu tersebut tidak ada, sehingga kedua proses tersebut akan tetap menunggu. Jika kondisinya sudah seperti ini yang bisa dilakukan hanya mereset ulang. Dead Lock ini akan ada karena sesuatu hal yang tidak bisa digunakan bersama, tetapi malah dipakai bersama, sehingga keduanya tidak bisa melakukan proses yang seharusnya bisa dilakukan apabila proses tersebut menunggu salah satu proses diselesaikan terlebih dahulu (Antrian). Illustrasi Dead Lock Saya andaikan seperti ini, ada dua mobil yang datang dari arah berlawanan ketika itu ada penyempitan jalan karena melewati sebuah jembatan. Jembatan ini hanya bisa disebrangi oleh 1 mobil saja (Keterbatasan Sumberdaya). Tetapi karena tidak ada yang mau mengalah dari ke dua mobil tersebut dan mere

Set Instruksi Tiga Alamat

Set intruksi tiga alamat ini memiliki format alamat sebagai berikut : hasil,operand1,operand2. Set intruksi tiga alamat mempunyai beberapa intruksi seperti di bawah ini: SUB = Digunakan untuk mengurangi (-) APY = Digunakan untuk mengkalikan (*) ADD = Digunakan untuk menambahkan (+) DIV = Digunakan untuk membagi (/) Untuk lebih jelasnya bagaimana proses yang dilalui dari proses Y=(A-B) / (C+D*E) dengan menggunakan set intruksi tiga alamat dapat kita lihat dari gambar proses berikut: