Langsung ke konten utama

Normalisasi Basis data (Database)

Normalisasi diartikan sebagai suatu teknik yang menstrukturkan /mendekomposisi data dalam cara-cara tertentu untuk mencegah timbulnya permasalahan pengolahan data dalam basis data. Permasalahan yang di maksud adalah berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan (anomalies) yang terjadi akibat adanya kerangkapan data dalam relasi dan in-efisiensi pengolahan (Martin,1975).

Kroenke mendefinisikan normalisasi sebagai proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud oleh kroenke ini sering disebut dengan istilah anomaly (http://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/01/24/sistem-basis-data-normalisasi)

Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi (http://apipfudin.wordpress.com/materi-kuliah-informatika/normalisasi- database/).

Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan atribut-atribut data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas yang non-redundant, stabil, dan fleksible (http://haritsthinkso.blogspot.com/ 2009/12/pengertian-normalisasi-pada-database.html).

Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki/membangun dengan model data relasional, dan secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika. Proses normalisasi adalah proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Pada proses normalisasi dilakukan pengujian pada beberapa kondisi apakah ada kesulitan pada saat menambah/ menyisipkan, menghapus, mengubah dan mengakses pada suatu basis data. Bila terdapat kesulitan pada pengujian tersebut maka perlu dipecahkan relasi pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan basis data belum optimal (http://fauzult.blogspot.com/2012/01/tugas-makalah-basis-data.html)

Level Normalisasi
Berbeda dengan kebiasaan, biasanya teori ditemukan terlabih dahulu sebelum diterapkan dalam praktik. Teori Normalisasi di bangun atau di bentuk menurut konsep level normalisasi. Level normalisasi atau sering di sebut sebagai bentuk normal suatu relasi, dijelaskan berdasarkan kriteria tertentu pada bentuk normal. Bentuk normal yang di kenal hingga saat ini meliputi bentuk 1NF,2NF,3NF,BCNF,4NF,5NF,DKNF, dan RUNF. Secara berturut-turut masing-masing level normal tersebut akan di bahas dari bentuk tidak normal. Berikut penjelasan dari masing-masing level:

Relasi bentuk tidak normal (un normalized form/UNF)
Relasi bentuk tidak normal (un normalized form/UNF) adalah relasi-relasi yang dirancang tanpa mengindahkan batasan dalam definisi basis data dan karakteristik RDBM. Bentuk ini harus dihindari dalam perancangan relasi dalam basis data. Relasi UNF mempunyai kriteria sebagai berikut: a) Jika relasi mempunyai bentuk non flat file (dapat terjadi akibat data disimpan sesuai dengan kedatangannya, tidak memiliki struktur tertentu, terjadi duplikasi atau tidak lengkap). b) Jika ralasi memuat set atribut berulang (non single value). c) Jika relasi memuat atribut non atomic value

Relasi bentuk normal pertama (firs norm form/1NF).
Suatu relasi dapat disebut dengan 1NF apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
  • Jika seluruh atrubut dalam relasi bernilai atomic (atomic value)
  • Jika seluruh atribut dalam relasi bernilai tunggal (single value)
  • Jika relasi tidak memuat set atribut berulang
  • Jika semua record mempunyai sejumlah atribut yang sama

Dengan kata lain bentu normal pertama dapat diartikan sebagai sebuah model data dikatakan memenuhi bentuk normal pertama apabila setiap atribut yang dimilikinya memiliki satu dan hanya satu nilai. Apabila ada atribut yang memiliki nilai lebih dari satu, atribut tersebut adalah kandidat untuk menjadi entitas tersendiri.

Permasalahan dalam 1NF adalah sebagai berikut:
  • Tidak dapat menyisipkan informasi persial
  • Terhapusnya informasi ketika menghapus sebuah record
  • Pembaharuan atribut nonkunci mengkibatkan sejumlah record harus diperbaharuai
Mengubah relasi UNF menjadi 1NF dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  • Melengkapi nila-nilai dalam atribut
  • Mengubah struktur relasi
Bentuk normal kedua (second norm form/2NF). 
Relasi disebut 2NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
  • Jika memenuhi kriteria 1NF
  • Jika semua aitribut nonkunci FD pada PK
Jika saya jelaskan disini yaitu sebuah model data yang memenuhi bentuk normal kedua apabila ia memenuhi bentuk normal pertama dan setiap atribut non-identifier sebuah entitas bergantung sepenuhnya hanya pada semua identifier entitas tersebut.(http://ariswidodo.wordpress.com/2008/05/03/normalisasi-database/)

Pemasalahan dalam 2NF adalah sebagai berikut:
  • Kerangkapan data (data redundancy)
  • Pembaharuan yang tidak benar dapat menimbulakan inkonsistensi data (data inconsistency)
  • Proses pembaruan data efisien
  • Penyimpangan pada saat penyisipan, penghapusan, dan pembaharuan
Kriteria tersebut mengindikasikan bahwa di antaraatribut dalam 2NF masih mungkin mengalami TDF. Selain itu, relasi 2NF menuntut telah didefinisikan atribut PK dalam relasi. Mengubah relasi 1NF menjadi bentuk 2NF dapat dilakukan dengan mengubah struktur relasi dengan cara:
  • Identifikasi FD relasi 1NF (jika perlu gambarkan diagram ketergantungan datanya)
  • Berdasarkan informasi tersebut, dekomposisi relasi 1NF menjadi relasi-relasi baru sesuai FD-nya. Jika menggunakan diagram maka simpul-simpul yang berada pada puncak diagram ketergantungan data bertindak sebagai PK pada relasi baru.

Bentuk normal ketika (third norm form/3NF) 
Suatu relasi disebut sebagai 3NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
  • Jika memenuhi kriteria 2NF
  • Jika setiap atribut nonkunci tidak TDF (non tramsitive dependenc) terhadap PK.
Sebuah model data dikatakan memenuhi bentuk normal ketiga apabila ia memenuhi bentuk normal kedua dan tidak ada satupun atribut non-identifying (bukan pengidentifikasi unik) yang bergantung pada atribut non-identifying lain. Apabila ada, pisahkan salah satu atribut tersebut menjadi entitas baru, dan atribut yang bergantung padanya menjadi atribut entitas baru tersebut.

Permasalahan dalam 3NF adalah keberadaan penentu yang tidak merupakan bagian dari PK menghasilkan duplikasi rinci data pada atribut yang berfungsi sebagai FK (duplikasi berbeda dengan kerangkapan data). Mengubah relasi 2NF menjasi bentuk 3NF dapat dilakukan dengan mengubah struktur relasi dengan cara sebagai berikut:
  • Identifikasi TDF relasi 2NF (jika perlu gambarkan diagram ketergantungan datanya)
  • Berdasarkan informasi tersebut, dekomposisi relasi 2NF menjadi relasi-relasi baru sesuai TDF-nya. Jika menggunakan diagram maka simpul-simpul yang berada pada puncak diagram ketergantungan data bertindak sebagai PK pada relasi baru.
Misalkan:
Terhadap relasi R dengan sifat sebagai berikut:
a. R=(A,B,C) dengan PK=A
b. FD:R.B?R.C

Maka relasi R perlu di dekomposisi menjasi relasi-relasi R1 dan R2, yaitu:
a. R1=(B,C)
b. R2=(A,B), FK: B references R1

Bentuk normal boyee-Codd (boyee-Codd norm form/BCNF)
Bentuk normal boyee-Codd (boyee-Codd norm form/BCNF) dikemukakan oleh R.F Boyee dan E.F Codd. Suatu relasi disebut dengan BCNF jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
  • Jika memenuhi kriteria 3NF
  • Jika semua atribut penentu (determinan) merupakan CK
Bentuk normal keempat (forth norm form/4NF)
Relasi disebut sebagai 4NF jika memenuhi kriteria senagai berikut:
  • Jika memenuhi kriteria BCNF
  • Jika setiap atribut di dalamnya tidak mengalami ketrgantungan pada banyak nilai.
Atau dengan kalimat lain, bahwa semua atribut yang mengalami ketergantungan pada banyak nilai adalah bergantung secara fungsional (functionally dependency).

Bentuk normal kelima (fifth norm form/5NF)
Suatu relasi memenuhi kriteria 5NF kerelasian atar data dalam relasi tersebut tidak dapat direkonstruksi dari struktur relasi yang sederhana.

Bentuk normal kunci domain (domain key norm form/DKNF). 
Suatu relasi disebut sebagai DKNF jika setiap batasan dapat disimpulkan secara sederhana dengan mengetahui sekumpulan nama atribut dan domainnya selama menggunakan sekumpulan atribut pada kuncinya. Bentuk DKNF ini dikemukakan oleh R.Fagin pada 1981 dan bersifat sangat spesifik, artinya tidak semua relasi dapat mencapai level ini.

Artikel Terkait:

Mohon untuk membaca Kebijakan Privasi sebelum mengambil data dari blog ini atau sebelum berkomentar.

Komentar

Posting Komentar

Tolong berkomentar yang baik dan sopan